Faidah Kajian Hadits ke 31 Riyadhus Shalihin

وعن أنس رضي الله عنه قال: مرالنبي صلى الله عليه وسلم على امرأة تبكى عند قبر، فقال: إتق الله والصبري، فقالت: إليك عني؛ فإنك لم تصب بمصيبتي ولم تعرفه فقيل لها: إنه النبي صلى الله عليه وسلم، فأتت باب النبي صلى الله عليه وسلم فلم تجد عنده بوابين فقالت: لم أعرفك فقال: إنما الصبر عند الصدمة الأولى

متفق عليه و فى رواية المسلم: تبكي على صبي لها

Continue reading

Bercermin pada Kakek Tua

Ada yang menarik pada saat penyelenggaraan Daurah Qawaid Fiqhiyah Kubra di Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, 24-25 Rabi’uts Tsani 1436 H (14-15 Februari 2015 M) yang lalu.

Pada umumnya, peserta daurah adalah mahasiswa. Namun ada beberapa peserta yang sepertinya sudah bukan mahasiswa lagi. Termasuk salah satu peserta yang saya kisahkan di sini. Peserta yang istimewa dan inspiratif menurut saya.

Ia adalah seorang kakek yang usianya sudah lanjut. Bahkan rambutnya sudah penuh dengan uban.

Beliau adalah pensiunan pegawai Tata Usaha Universitas Gadjah Mada (TU UGM) Yogyakarta. Pensiun pada tahun 1996, menurut yang dikatakan beliau. Pantas saja jika beliau sudah terlihat cukup sepuh. Continue reading

Fawaaid Kajian Riyadhus Shalihin Bab Taubat Pertemuan ke 7

Pada pertemuan kali ini masuk pada pembahasan hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id, Sa’d bin Malik bin Sinan Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu (Muttafaq ‘alaih) –silahkan merujuk pada hadits tersebut pada kitab Riyadhus Shalihin.

Adapun pelajaran yang dapat diambil:

  1. Dalam menjelaskan sesuatu, dengan memberikan contoh akan lebih mudah diterima.
  2. Diperbolehkan membicarakan Bani Israil (Israiliyat) jika itu shahih.
  3. Di dalam jiwa manusia memiliki kebaikan –fitrahnya manusia adalah baik. Sedangkan keburukan adalah sesuatu yang masuk.
  4. Adanya sedikit ilmu lebih utama daripada ahli ibadah tetapi sedikit ilmu.
  5. Manakala ada orang datang kepada kita, menanyakan sesuatu dan kita tidak tahu, kita jawab “Saya tidak tahu” itu merupakan bagian dari ilmu. Karena jika jawabannya (fatwa) salah maka akan menyesatkan yang ditanya dan yang bertanya.
  6. Ahli ibadah kebaikannya untuk diri sendiri saja, sedangkan ahli ilmu kebaikannya untuk dirinya sendiri dan orang lain.
  7. Orang yang berilmu akan berjalan di atas cahaya kebenaran.
  8. Orang yang berilmu hendaknya memberikan kabar gembira kepada orang yang sedang bertaubat.
  9. Kemampuan malaikat –dengan izin Allah– berubah menjadi manusia.
  10. Disyariatkan untuk berhijrah dari tempat yang tidak memungkinkan/bisa untuk beribadah kepada tempat yang memungkinkan untuk beribadah.
  11. Meninggalkan perbuatan yang dapat menyebabkan untuk berbuat kembali dosa (yang sudah di-taubat-i).
  12. Bergaul dengan orang berilmu dan bertaqwa.

Fawaaid Kajian Riyadhus Shalihin Bab Taubat Pertemuan ke 5

Berikut fawaaid (faedah-faedah) yang dapat kami himpun dari kajian kitab Riyadhus Shalihin Bab Taubat pertemuan ke 5 yang disampaikan oleh Ustadz Abu Sabila hafizhahullah pada hari Rabu, 17 Desember 2014 pukul 20.00 – 21.00 WIB di Masjid At-Taqwa Gunungpati, Semarang.

Disampaikan oleh beliau hafizhahullah salah satu hadits mengenai taubat dalam kitab Riyadhus Shalihin sebagai berikut: Continue reading

Nasihat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Sebelum menutup kajian Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah di Masjid Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha Kec. Gunungpati, Kota Semarang (1/11/2014), Ustadz Yazid memberikan nasihat kepada para peserta kajian di mana nasihatnya mengutip dari sebuah hadits berikut:

Humaid bin Mas’adah menceritakan kepada kami, Hushain bin Numair Abu Mihshan menceritakan kepada kami, Husain bin Qais Ar-Rahabi menceritakan kepada kami, Atha’ bin Abu Rabah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Umar, dari Ibnu Mas’ud, dari Rasulullah, beliau bersabda, “Tidaklah kedua telapak kaki seorang hamba —melangkah— di sisi Allah pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai lima perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya? Masa mudanya, digunakan untuk apa? Hartanya, dari mana ia mendapatkannya? Untuk apa ia membelanjakannya? Dan, apa yang telah ia amalkan dari apa yang dia ketahui (dari ilmunya)?” (HR. Tirmidzi) Shahih: Ash-Shahihah (946), At-Ta’liq Ar-Raghib (1/76), dan Ar-Raudh An-Nadhir (648).

Hadirin diminta untuk merenungi nasihat yang terkandung di dalam hadits tersebut.

Ringkasan Kajian Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah

Ringkasan Kajian Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidzahullah
Di Masjid Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ’anha, Kec. Gunungpati, Kota Semarang


  1. Salah satu nikmat terbesar yang kita rasakan adalah hidayah Islam, hidayah Sunnah.
  2. Sesungguhnya amal bergantung pada akhirnya.
  3. Orang yang meninggalkan menuntut ilmu termasuk kufur nikmat.
  4. Menuntut ilmu harus semangat. Orang yang bermaksiat saja semangat, orang yang bekerja saja semangat, kenapa yang menuntut ilmu tidak semangat?

Aqidah Islamiyyah

Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama, perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih.

Ahlussunnah wal Jama’ah

Ahlussunnah wal Jama’ah adalah: Continue reading